Diseminasi Perangkat Pembelajaran Berbasis Domain IPA Terintegrasi Potensi Lokal
Pelaksanaan pembelajaran IPA
di Indonesia masih menunjukkan berbagai kelemahan. Pembelajaran IPA dirasa masih kurang bermakna bagi peserta
didik. Pembelajaran IPA masih menitikberatkan pada pada aspek kognitif saja,
itu pun dirasa
masih berupa kumpulan hafalan rumus maupun hafalan konsep saja. Peserta didik kurang
memahami berbagai fakta, konsep, prinsip, hukum maupun teori IPA yang mereka
pelajari. Selain itu, tujuan pembelajaran pada aspek keterampilan
proses dan sikap ilmiah dirasa masih belum optimal dalam pembelajaran IPA.
IPA pada awalnya dipandang
sebagai pengetahuan mengenai alam semesta yang terakumulasi melalui rekaman
sejarah. Kemudian muncul perhatian ke arah proses IPA, yaitu berbagai
keterampilan yang diperlukan untuk menemukan pengetahuan yang baru. Dari
sinilah maka selanjutnya hakikat IPA dipahami sebagai content(isi) dan process
(proses). McCormack & Yager pada tahun 1989 mengembangkan taksonomi
pendidikan IPA dalam lima domain yang dinilai dapat menjawab seluruh aspek IPA dalam pembelajaran, yaitu knowledge, process of science, creativity,
attitudinal, dan application and connections domain.
Lima domain IPA ini merupakan pengembangan dari taksonomi Bloom yang
memiliki tiga domain dalam pembelajaran. Dengan pengembangan lima domain ini, maka peserta didik akan mendapatkan
pembelajaran IPA yang lebih bermakna dan diharapkan dapat membantu meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
Undang-undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 menyebutkan bahwa kurikulum pada
semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Menurut
Undang-undang Nomor 20 tahun 2013 ini, kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dengan memperhatikan 10 aspek, yaitu: 1. peningkatan iman dan takwa;
2. peningkatan akhlak mulia; 3. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta
didik; 4. keragaman potensi daerah dan lingkungan; 5. tuntutan pembangunan
daerah dan nasional; 6. tuntutan dunia kerja; 7. perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni; 8. agama; 9. dinamika perkembangan global; dan 10.
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Peraturan Pemerintah
Nomor 32
tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 juga
mengamanatkan setiap satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan peserta didik. Setiap
satuan pendidikan dituntut mampu melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Sistem perundang-undangan di Republik Indonesia telah memberikan peluang yang besar bagi setiap guru sebagai pelaksana pembelajaran untuk mengintegrasikan potensi lokal ke dalam pembelajaran. Kenyataan di lapangan, integrasi potensi lokal ke dalam pembelajaran
masih mengalami beberapa kendala, antara
lain guru
tidak memahami bagaimana cara yang tepat mengintegrasikan potensi lokal ke dalam proses pembelajaran, beban mengajar guru
yang sangat banyak, belum adanya model yang dapat diadaptasi, fasilitas,
pendanaan, dan waktu.
Kabupaten Wonogiri
merupakan salah satu kabupaten di wilayah Jawa Tengah yang sebagian besar
wilayahnya berupa dataran rendah. Selain itu, Kabupaten Wonogiri juga terdiri atas
wilayah pegunungan dan wilayah pantai.
Wilayah pantai di Kabupaten Wonogiri
terletak di sisi selatan yang masuk dalam wilayah pantai Samudra
Indonesia. Di wilayah pantai ini banyak tumbuh dan berkembang tanaman kelapa
yang dibudidayakan oleh masyarakat sekitar
untuk industri pembuatan gula jawa. Selain adanya industri pembuatan
gula jawa, Kabupaten Wonogiri juga memiliki berbagai potensi lokal yang dapat
digunakan sebagai sumber belajar peserta didik, antara lain kawasan pantai,
pegunungan karst, maupun ladang pertanian.
Berdasarkan studi
pendahuluan menggunakan angket dan observasi yang dilakukan pada beberapa SMP
di Kabupaten Wonogiri, diperoleh informasi
bahwa perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru belum dikembangkan secara
mandiri dan masih sebatas mengadopsi dari perangkat pembelajaran yang disusun
oleh MGMP. Perangkat pembelajaran yang dimiliki juga belum mengintegrasikan
potensi lokal dalam pembelajaran, meskipun terdapat berbagai potensi lokal di
sekolah dan di daerah sekitar sekolah yang dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran. Pembelajaran IPA yang dilaksanakan selama ini juga belum
mengembangkan domain IPA, khususnya domain proses IPA dan domain sikap.
Berdasarkan data studi pendahuluan tersebut, maka dibutuhkan perangkat
pembelajaran berbasis domain IPA yang mengintegrasikan potensi lokal untuk
meningkatkan keterampilan proses IPA dan sikap ilmiah peserta didik. Penelitian
ini mengembangkan produk berupa perangkat
pembelajaran berbasis domain IPA terintegrasi potensi lokal yang layak dan
efektif untuk meningkatkan keterampilan
proses dan sikap ilmiah peserta didik. Latar belakang lebih jelas tersaji pada
video berikut:
Produk penelitian berupa perangkat pembelajaran berbasis
domain IPA terintegrasi potensi lokal untuk meningkatkan keterampilan proses IPA dan sikap ilmiah
peserta didik dapat diperoleh dan diimplementasikan di setiap sekolah. Silahkan tuliskan email anda di kolom
komentar untuk memperoleh produk penelitian ini (gratis). Semoga hasil
penelitian ini bermanfaat luas bagi dunia pendidikan di Indonesia.
Peneliti :
Agus
Dwianto, Zuhdan Kun Prasetyo, Insih Wilujeng, I Gusti Putu Suryadarma
SMP
Negeri 2 Parangupito, Universitas Negeri Yogyakarta
Bener mas.selama ini pingin mengembangkan pembelajaran berbasis kearifan lokal.nyuwun njih mas niki alamatipun ebtantobre@yahoo.co.id
ReplyDeleteSwun sakderenge mas.
Tatikmaryani.tm@gmail.com
ReplyDeleteMksh
Daftar Om Agus.....ratnawidayat@gmail.com
ReplyDeleteunik.wijarwati.1985@gmail.com
ReplyDeleteSudah saya kirim via email, bapak/ibu. Silahkan cek ya. Jika ada yang belum menerima silahkan kontak kami kembali. Terima kasih
ReplyDeleteSelama ini memang kearifan lokal belum tergarap dengan baikbdan Alhamdulillah ini dah ada yang berhasil. Tolong dishare email: abualmas49@gmail. com
ReplyDeleteSaya penasaran dengan isinya. Sangat berterima kasih jika bersedia berbagi lewat email sukajiyahfajar@gmail.com
ReplyDeleteBu Suka...cek email ya...sudah terkirim.
ReplyDeletePak Afif alamat emailnya benarkah itu? Ada komentar "Kesalahan
Alamat "abualmas49@gmail. com" di bidang "Kepada" tidak dikenal. Pastikan semua alamat ditulis dengan benar."
fisikaperpus@gmail.com
ReplyDeleteagusdwiatmojo@gmail.com
ReplyDeleteSudah saya kirim, pak Hamid dan Pak Agus...silahkan cek email...
ReplyDeleteAssalamualaikum, Pak,,,saya juga mau produk penelitian bapak, terimakasih dari kelas p2tk p.IPA P2TK 2015 UNY
DeleteAssalamualaikum, Pak,,,saya juga mau produk penelitian bapak, terimakasih dari kelas p2tk p.IPA P2TK 2015 UNY
DeleteSalam bapak
ReplyDeletesy baru dapatwebsite ini
apa masih bisa dibagikan pak?
Email say remli.simarmata@yahoo.com
terima kasih.
ReplyDeletenugrohoyuli@gmail.com