Kamera, PTK, dan Pembelajaran IPA Terpadu
Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan erat
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, hukum, atau prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA di sekolah diharapkan
dapat menjadi sarana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPAdiharapkan dapat menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi peserta didik.
Peserta didik difasilitasi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Carin & Sund (Depdikbud, 1996:4)
mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang sistematis dan tersusun
secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil
observasi dan eksperimen. Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi
empat unsur utama yaitu:
- sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended;
- proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
- produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
- aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri
IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Pembelajaran IPA diharapkan disajikan secara terpadu untuk dapat
memfasilitasi peserta didik memahami IPA sesuai hakikat IPA tersebut.
Pembelajaran IPA Terpadu
Pembelajaran IPA terpadu merupakan
suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta
prinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996:1). Pembelajaran IPA terpadu
merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk
diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan. Model implementasi kurikulum
dikembangkan dalam rangka pencapaian kompetensi dasar (KD).
Peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kemampuan untuk menerima,
menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya melalui pembelajaran
IPA terpadu. Peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
konsep yang dipelajari secara menyeluruh (holistik), bermakna, otentik dan
aktif. Keutuhan belajar IPA dan kebulatan pandangan tentang kehidupan, dunia
nyata serta fenomena alam hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran IPA
terpadu.
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK)
PTK merupakan penelitian yang bersifat
reflektif. Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh guru berangkat dari dari
permasalahan riil yang dihadapi di kelasnya, kemudian direfleksikan alternatif
pemecahan masalahnyadan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyatayang
terencana dan terukur. Hal penting yang harus diketahui dari PTK yaitu ti dakan
atau action yang dilakukan guru adalah solusi atau upaya pemecahan masalah yang
dihadapi guru. Tindakan yang dilakukan harus direncanakan dengan baik dan dapat
diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata
permasalahan belum terselesaikan maka perlu dilakukan penelitian siklus
berikutnya hingga permasalahan dapat diselesaikan.
Kamera, PTK, dan
Pembelajaran IPA Terpadu
Dalam pembelajaran IPA Terpadu, guru
tentu akan menemui berbagai masalah pembelajaran. Guru dapat melakukan kegiatan
reflektif berupa penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilakukan guru
berdasarkan permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPA Terpadu ini.
Dalam pelaksanaan PTK ini guru perlu berkolaborasi dengan guru lain, terutama
pada saat observasi pembelajaran.
Pembelajaran pada saat PTK dilakukan juga
perlu didokumentasikan dengan baik. Cara untuk mendokumentasikannya yaitu
dengan menggunakan kamera untuk mengambil foto atau video
pembelajaran yang berlangsung. Dengan teknik dokumentasi ini diharapkan kita
dapat melihat kembali pembelajaran yang baru saja dilakukan, kemudian
mengevaluasi apakah langkah-langkah pembelajaran yang kita rencanakan dalam RPP
telah terlaksana dengan baik sepenuhnya. Kita juga dapat mengamati aktivitas
peserta didik saat pembelajaran berlangsung melalui dokumentasi berupa foto
atau video yang kita miliki tersebut.
Demikian artikel mengenai kamera, PTK,
dan pembelajaran IPA terpadu. Semoga pembelajaran IPA dapat kita lakukan sesuai
hakikat IPA dan semoga melalui PTK pembelajaran IPA akan lebih efektif.
Referensi:
Depdikbud. (1996). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA
Terpadu. Jakarta: Depdiknas
Post a Comment