Mengapa Gaji Guru Harus Besar?
Hari Guru yang
diperingati pada tanggal 25 Nopember 2015 tahun ini mengangkat tema “Guru: Membina Ilmu Menyempurnakan Akhlak”.
Tema ini menggambarkan betapa berat dan mulianya tugas setiap guru. Guru bukan seorang
penceramah yang hanya mentransfer ilmunya kepada siswa, melainkan sosok yang
harus mampu memotivasi dan mengaktifkan siswa di dalam pembelajaran hingga
mampu menemukan fakta maupun konsep dari apa yang mereka pelajari. Guru juga
harus menjadi teladan yang baik dalam pembentukan sikap atau akhlak para siswanya.
Selain itu, guru juga dituntut mampu mengembangkan keterampilan siswa melalui
pembelajaran yang diberikan. Demikian beratnya tugas guru, sehingga tak salah
kiranya jika tulisan ini mengangkat tema “mengapa gaji guru harus besar?”
Perhatian pemerintah
yang besar kepada para guru terkadang menjadikan kesenjangan tersendiri. Sebagian
pihak mempertanyakan “mengapa gaji guru harus besar?”. Pertanyaan lain yang sering
terdengar adalah mengenai sertifikasi guru, “mengapa guri diberi gaji yang
berlipat?”. Diperlukan sebuah pemgetahuan yang mendalam untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan
ini. Beberapa uraian berikut bisa jadi menjawab pertanyaan besar tersebut.
Pertama, Syarat untuk Menjadi
Guru Sangat Berat
Apakah setiap orang
bisa menjadi guru di sekolah? Jika kita mengacu pada peraturan
perundang-undangan maka tidak semua orang bisa menjadi guru secara formal di
lembaga pendidikan. Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
mempersayaratkan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi
yang wajib dimiliki setiap guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Hal ini menunjukkan
betapa beratnya syarat mejadi guru. Untuk memenuhi kompetensi profesioanal dan
pedagogik, misalnya, guru dituntut memiliki berbagai buku untuk menambah wawasan dan pengetahuannya mengenai konten atau
materi pelajaran serta bagaimana materi pelajaran itu diajarkan. Guru juga
harus selalu meng-update
pengetahuannya, misalnya dengan menjelajahi internet untuk menambah wawasan
sesuai perkembangan terkini.
Kedua, Waktu Kerja Guru Bukan
Hanya Ketika di Sekolah
Sebagian besar orang
bekerja di kantor pada waktu jam kerja yang ditentukan, kemudian kembali ke
rumah masing-masing dan baru bekerja kembali esok hari setelah istirahat di
rumah bersama keluarga. Apakah guru juga demikian? Jawabnya adalah tidak. Tugas
guru bukan hanya ketika berada di kelas saja ketika jam pelajaran. Tugas guru
bukan hanya pada saat proses pembelajaran saja. Tugas guru meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, serta penilaian dan evaluasi
pembelajaran. Artinya, sebelum guru tampil di depan kelas, guru sudah harus
menyusun perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran ini meliputi
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembak kerja siswa (LKS),
media pembelajaran, sampai dengan penilaian yang akan dilakukan. Tugas
perencanaan yang demikian banyaknya ini tentu saja menuntut guru untuk bekrja
di luar jam kerjanya di sekolah. Sehingga, seringkali kita temuai para guru
yang harus bekerja lembur sampai malam di rumahnya untuk menyusun perencanaan
pembelajaran ini. Demikian juga setelah proses pembelajaran berlangsung. Guru
dituntut untuk melakukan evaluasi pembelajaran yang tentu saja menuntut guru untuk
bekerja “extra time” dalam mengoreksi jawaban siswa, membuat penilaian, rencana
perbaiakan dan pengayaan, serta kegiatan lainnya.
Ketiga, Banyaknya Administrasi
yang Harus dikerjakan Guru
Selain tuntutan
kompetensi serta banyaknya waktu yang harus disediakan, guru juga harus
mengerjakan berbagai administrasi pembelajaran. Berbagai administrasi ini juga membutuhkan
waktu yang tidak sedikit. Sehingga, berbagai pekerjaan administrasi guru sering
harus dikerjakan di waktu istirahatnya di rumah.
Demikian beberapa
hal yang bisa jadi menjawab pertanyaan yang sering terlontar selama ini. Kesimpulan
yang dapat kita ambil adalah gaji guru memang seharusnya besar mengingat tugas
guru yang demikian besar pula. Tulisan ini semoga dapat menjadi refleksi bagi
kita serta memberi pemahaman akan
beratnya tugas seorang guru. Sehingga, semua pihak dapat bahu membahu dalam
mencerdaskan anak bangsa ini.
Salam Pendidikan!
Betul sekali, Pak.
ReplyDeleteTambah lagi alasannya. Selain punya tugas utama, guru juga punya tugas tambahan. Dalam melaksanakan tugas tambahan tersebut guru dituntut menjadi manager, event organizer, sekretaris, kadang juga jadi si bolang.
Selamat hari guru....
Benar sekali, bu Chandra...makasih koreksinya...
DeleteBetul sekali... Bahkan jam d luar sekolah bisa lbh besar persentasenya...
ReplyDeleteNah itu yang todak semua orang memahami, bu...
DeleteSelamat hari guru....
ReplyDeleteMakasiiiiiiih....
Delete*)Niz mode on