Cara Sederhana Mengajarkan Konsep Seleksi Alam
Tulisan kali ini tidak akan keluar dari tema tulisan sebelumnya
yaitu seputar keinginan penulis berbagi tips mengajar, terutama untuk
konsep-konsep IPA yang terkadang membuat anak bosan apabila kosep tersebut
diajarkan melalui metode ceramah.
Salah satu materi atau konsep IPA yang “rawan” untuk diajarkan
dengan metode ceramah adalah konsep mengenai seleksi alam. Kebanyakan guru
(termasuk penulis sendiri sebelum mencoba cara ini) sering terjebak mengajarkan
konsep ini dengan mendongeng tentang pengertian seleksi alam yang
ujung-ujungnya “menjudge” Charles Darwin dengan teori evolusinya. Hal yang
lebih parah adalah kebanyakan guru hanya mengajarkan apa yang terkutip dalam
buku. Misalnya tentang seleksi alam terhadap ngengat “Biston bestularia” yang ada di Inggis sejak terjadinya
revolusi industri secara besar-besaran di eropa.
Dari semenjak penulis sekolah di SMA hingga sekarang menjadi guru,
dalam buku-buku pelajaran umumnya kasus Biston
bestularia-lah yang selalu menjadi contoh. Padalah contoh seleksi alam bisa
saja disesuaikan dengan konsidi lingkungan yang umumnya ada di Indonesia.
Misalnya tentang populasi belalang yang ada di persawahan.
Berikut ini langkah pembelajaran yang sederhana untuk mengajarkan
konsep seleksi alam:
1. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok
yang masing-masing beranggotakan 5 orang. Alasan pembelajaran secara
berkelompok sudah penulis singgung pada tulisan-tulisan sebelumnya yaitu dapat
melatih interaksi sosial diantara siswa disamping mengajarkan materi pelajarannya
itu sendiri.
2. Sebagai kegiatan awal guru bisa saja
memotivasi dan menarik perhatian siswa dengan “mendongeng”. Tetapi carilah
cerita yang menarik dan berimajinasi tinggi misalnya tentang dinosaurus.
Biasanya siswa akan lebih tertarik dan memperhatikan guru.
3. Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan yaitu “bermain” dengan kancing genetika. Adapun alat yang diperlukan
adalah; a) kancing genetika warna : hitam, putih, kuning, hijau, merah
masing-masing sebanyak 50 biji, b)Papan / meja berwarna putih, c)Stopwatch.
Adapun langkah kerjanya adalah; a)letakkan semua kancing genetika di atas
meja secara menyebar dan acak dengan posisi telungkup, b)siapkan stopwatch,
lalu ambil satu persatu kancing genetika dalam waktu 30 detik.
4. Siswa menghitung jumlah kancing yang
terambil untuk setiap warna. Umumnya warna yang mencolok akan mendapat jumlah
tertinggi. Akumulasikan jumlah kancing yang terambil untuk setiap warna
kancing. Dalam langkah ini sebaiknya guru menyiapkan tabel tabulasi data jumlah
kancing yang terambil. Guru memandu siswa berdiskusi untuk membahas mengapa
jumlah kancing yang terambil paling banyak adalah yang warnanya mencolok.
5. Pada kegiatan akhir pandulah siswa untuk
menghasilkan suatu kesimpulan bahwa seleksi alam benar-benar terjadi, dan bahwa
di alam individu yang bisa menyesuaikan dengan lingkungannya akan “tersamarkan”
oleh alam sehingga lebih relatif “aman” dari predator atau pemangsa. Guru dapat
menegaskan konsep ini dengan memberi contoh nyata berupa gambar. Gambar yang diberikan
bisa Biston Bestularia, Belalang, maupun gambar burung kutub, dimana
hewan-hewan tersebut jumlahnya akan mengelami fluktuasi tergantung kondisi
alam.
Demikian tips mengajar kali ini. Semoga bermanfaat!
Penulis : Rini Budiarti
Penulis : Rini Budiarti
Post a Comment