Tips agar Semua Siswa Aktif Berdiskusi
Metode pembelajaran
diskusi seringkali dipilih oleh guru terutama untuk materi yang terkait dengan
kasus yang sedang hangat di bicarakan atau isu yang menimbulkan pro kontra.
Misalnya pada pelajaran IPA, bahasan mengenai kelainan dan penyakit pada
berbagai system tubuh akan sangat menarik jika dilakukan dengan metode diskusi.
Contoh materi lainnya yang cocok menggunakan metode diskusi adalah materi yang
terkait dengan kerusakan alam.
Metode diskusi
disamping dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran, juga
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan ide, belajar
berkomunikasi, melatih percaya diri serta menghargai dan menerima pendapat
orang lain. Namun tak jarang diskusi tidak berjalan optimal ketika tidak semua
siswa aktif dalam diskusi. Yang biasanya terjadi adalah siswa yang PD semakin
PD dan yang pendiam hanya pasrah saja dan menjadi pendengar yang baik, atau
bahkan ada siswa yang sibuk dan asik ngobrol sendiri.
Berikut ini cara
untuk mensiasatinya, berdasarkan pengalaman yang saya lakukan:
1.
Siapkan gambar yang menarik terkait tema yang
akan dibahas. Misalnya kalau temanya kelainan dan penyakit maka pilihlah gambar
organ tubuh yang rusak. Kalau temanya tentang lingkungan pilihlah gambar bencana
alam, pencemaran, pembantaian binatang yang dilindungi dll. Gambar sebaiknya
disiapkan oleh guru. Banyaknya gambar yang disiapkan disesuaikan dengan
banyaknya jumlah kelompok yang ada di kelas. Jika jumlah siswa di kelas ada 30
orang maka bisa dibagi menjadi 6
kelompok yang masing-masing beranggotakan 5 orang.
2.
Siapkan kertas buram berukuran besar, gunting,
kertas warna warni, spidol warna, lem, dan gunting. Alat dan bahan tersebut
bisa disediakan oleh guru, atau oleh siswa dengan memberi informasi pada
pertemuan sebelumnya.
3.
Pada kegiatan awal pembelajaran, guru
memperlihatkan gambar untuk menarik perhatian siswa dan memotivasi siswa. Lalu
guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu bahwa setiap anggota
kelompok harus memberi komentar pada gambar yang nantinya akan ditempel di
tengah-tengah kertas buram. Komentar dapat ditulis di kertas warna warni untuk
kemudian ditempel, atau langsung pada kertas buram. Disini guru harus memberi instruksi dan
aturan yang jelas termasuk kategori penilaiannya. misalnya: setiap orang wajib
menulis komentar, penilaian dilihat dari segi keaktifan dan variasi komentar
dan tulisan. Harus ada penekanan disini bahwa keindahan tulisan tidak menjadi
kriteria utama dalam penilaian. Ini untuk menghindari siswa yang jelek tulisannya
menjadi minder dan tidak mau mengemukakan pendapatnya. Kemudian harus
ditekankan bahwa komentar itu tidak ada benar dan salah, karena yang salah
adalah yang tidak berkomentar.
4.
Pada kegiatan inti siswa mulai menuangkan idenya
pada kertas. Biasanya siswa bersemangat untuk menuangkan idenya. Pada kegiatan
ini macam-macam tipe kecerdasan anak bisa terlihat. Anak yang memiliki
kecerdasan interpersonal akan giat membantu temannya, yang memiliki kecerdasan
visual dan auditori akan sibuk menuangkan ide begitu langkah kerja selesai
dijelaskan oleh guru. Dan anak yang cerdas kinestetiknya akan bergerak dan
semangat sekali menyiapkan pernak-pernik peralatan seperti gunting, lem,
kertas, bahkan biasanya sibuk meminjam dari kelompok lain. Disini proses
diskusi dan kerjasama pasti akan terjadi. Ide-ide yang tidak terduga biasanya
akan kita lihat dari hasil karya siswa. Terkadang kita tidak menyangka
sebelumnya. Ada yang mengomentari dari segi pengetahuan ilmiah, dari segi
social, ekonomi bahkan politik. Tak jarang ada komentar kritik pedas terhadap
pemerintah.
5.
Pada kegiatan akhir setiap kelompok
memperesentasikan dengan singkat tentang karyanya. Produk ini bisa dipajang di
kelas, dan anak akan bangga ketika karyanya dipajang.
Berikut contoh foto
produk siswa. Walau terkesan dadakan, tapi idenya yang tertuang di dalamnya
cukup bagus.
Gambar di atas ini berbeda
dengan majalah dinding. Majalah dinding biayanya mahal, proses membuatnya lama,
dan biasanya tidak semua siswa terlibat
dalam pembuatannya. Majalah dinding mementingkan unsur keindahan. Gambar di
atas lebih menilai ide dan komentar dari siswa.
Penulis : Rini Budiarti
Penulis : Rini Budiarti
Post a Comment